“Nggak Peka”
Saat kita melihat
maka kita perlahan bisa merasakakan
Apa yang orang lain rasakan
Saat kita merasakan
Maka berjuta rasa bisa kita curahkan
Membantu
Apa yang mereka butuhkan
Judul pertamanya udah kontroversial dahsyat dan kece, karena dilebayin dikitlah biar rame hehe, apalagi kalau yang galau baca ini so pasti tambah galau!!
Kenapa sih Tuhan, diri ini engkau kasih dengan ketidakpekaan *Wah dusta kesambar petir wkwk, syukuri sekecil apapun yang kita miliki rizki nggak bakal kemana kok udah ada yang ngatur so
Keep Calm and Stay Cool
Keep Calm and Stay Cool
Bung, buang dulu semua rasa galaumu mari kita sejenak memikirkan sesuatu yang lebih berarti dari pada hanya sekadar memikirkan cinta, tapi ada beberapa pengakuan besar dalam tulisan ini yak gua, bukanlah orang yang peka-,-, bukan orang yang wanita idam-idamkan untuk menjadi jodoh mereka, tapi (jodoh gua sih udah ada yang ngatur juga so kalem aja haha), karena kekurangan gua yaitu “nggak peka”, tidak mengapa ada yang bilang seperti itu juga aku terima dan aku belajar untuk lebih peduli lagi pada orang lain, bahkan pada diri ini sendiri, karena kepekeaan adalah modal awal dari seorang Psikolog (*makasih kutipan kerennya dari orang keren)
Semua ini tidak sama dengan apa yang ada digambar :P
Ada sedikit kisah menarik yang ingin aku ceritakan:
Beberapa hari lalu aku pergi ke dokter dan bertemu dengan pasangan suami istri yang sedang mengantri juga, tiba-tiba suaminya bertanya :
“Teu damang kunaon jang ?” dalam basa Sunda, tanya suaminya
(Sakit apa dek?)
“Teu raraos paru-paruna pak, batuk bae” jawab aku
(sakit paru-parunya pak, batuk melulu)
“Ibunya sakit apa kenapa pa ? tanya aku
“Ibu mah nyareri sendi sama lado” jawab beliau
(ibu sakit sendi sama lado)
“lado teh naon apa ?” tanya aku
(Lado itu apa?)
“muntah-muntah jang” jawab bapak
Percakapan selesai,
Lalu beberapa menit kemudian si bapak di tanya oleh pasien yang sakit
Ibunya sakit apa pa ? tanya ibu.
sakit kulit bu, ini ke dokter biar mulus kulitnya, jawab bapak.
Tiba-tiba aku mulai nggak habis pikir kenapa si bapak itu bilang seperti itu padahal tadi bilang ke aku bahwa istri beliau sakit sendi dan muntah-muntah. Ini bercanda atau tidak, karena pas aku amati sikap bapak ini tidak menunjukan ekspresi melucu dsb, yak mungkin memang tidak kenapa-kenapa tapi ada percakapan terakhir yang membuatku sedikit aneh kembali,
“Jang kalau mau masuk duluan mangga sok” bapak bertanya
“Owh wios ieu pak ?” tanya aku juga
(Owh boleh ni pak)
“Muhun sok weh da bapak mah bade bincang-bincang sareng dokterna” jawab bapak
(iya, bapaknya mau bincang-bincang soalnya dengan dokter)
“ Owh muhun pak” jawab aku
Tambah bingung pikiran ini?
Aku jadi nggak habis pikir bapak ini kenapa, padahal ibunya lagi sakit tapi mendahulukan orang lain dan yang lebih kacaunya adalah pas giliran selanjutnya yang masuk ternyata bapak itu malah masuk duluan, yak pikir positifku bapak itu udah agak tua jadi agak-agak ngelantur bicaranya jadi aku bisa memahami kondisi tersebut.
Lalu pada saat sore menjelang malam aku pergi ke rumah teman adik kelas sih, tapi punya pemikiran yang sepemahaman sebut saja namanya bunga………………….. bangkai, wkwk *ampun brow :v. Kami bertemu bertegur sapa dan rekan baru kami bertambah satu orang lagi namanya sebut saja Sate……………………………… Kuda wkwkw *ampun juga brow :v
Pas momen adzan kami berbincang banyak mengenai sekolah kami dan banyak hal yang ingin disampaikan, tapi akhirnya kami memutuskan untuk sholat ke masjid, pada saat aku mau sholat ada dua barisan shaf sholat yang nggak diisi dan disampingnya ada orang yang seolah terlihat menunggu dan begitu ku isi orang tersebut pergi kebelakang dan malah sholat dibelakang.
Lalu pada saat sholat, aku mendengar suara dia selalu mendahului imam (ciri sholat khuysu wkwkw)
Lalu selesai sholat aku menengok ke dia, dan tiba-tiba dia salim dan langsung pergi keluar ?
Ada apa sebenarnya hari ini …. Kenapa ada orang-orang seperti ini ?
Lalu akhirnya aku bertanya pada temanku si bunga, ada apa dengan laki-laki itu ?
Memang dia mengalami disabilitas a dari sejak kecil.
Apa yang dapat aku lakukan sebagai mahasiswa Psikologi untuk menghadapi tantangan tersebut karena jiwa dan mental mereka masih bisa disembuhkan aku yakin itu!!, karena setiap orang berhak mempunyai kesempatan untuk hidup bahagia, hanya saja treatment yang tepat untuk menghadapi orang-orang seperti itu masih belum aku ketahui cara terbaik harus dengan memberikan apa pada mereka, karena ilmuku masih terbatas.
Mungkin dengan menyerahkan pada expert di bidangnya yaitu Psikolog dan Psikiatri itu bisa menjadi solusi yang paling tepat untuk saat ini, karena keterbasan ilmu dan mari kita mulai untuk bersikap lebih peduli lagi dengan hal-hal seperti itu karena orang-orang seperti itu ada disekitar kita dan karena kitalah mahasiswa Psikolog pembuat generasi keren selanjutnya Indonesia :)
Sumber gambar :
http://lailarachmatika.blogspot.com/2012/06/kenapa-kamu-nggak-peka.html
0 komentar:
Post a Comment