Okeh guys hari ini guhe mau bahasa
tentang bagaimana penentuan/ metode yang dipakai dalam penentuan hilal yang
mengawali Kita selaku umat muslim untuk berpuasa. Seperti yang kita di dengar
di media masa kita sering mendengar istilah hilal ? rukyat ? ataupun hisab ? lalu apakah itu ?
baik inilah penjelasan ketiga hal tersebut :
1. HILAL
Hilal adalah penampakan bulan yang paling awal terlihat menghadap bumi
setelah bulan mengalami konjungsi/ijtimak. Bulan awal ini (bulan sabit tentunya) akan tampak di ufuk barat (maghrib)
saat matahari terbenam.Ijtimak/konjungsi adalah peristiwa yang terjadi saat
jarak sudut (elongasi) suatu benda dengan benda lainnya sama dengan nol
derajat.Dalam pendekatan astronomi, konjungsi merupakan peristiwa saat matahari
dan bulan berada segaris di bidang ekliptika yang sama. Pada saat tertentu,
konjungsi ini dapat menyebabkan terjadinya gerhana matahari.
Hilal merupakan kriteria suatu awal bulan, Muhammadiyah merupakan ormas yang
populer sebagai pemakai metode hisab.. Seperti kita ketahui, dalam
Kalender Hijriyah, sebuah hari diawali sejak terbenamnya matahari waktu
setempat, dan penentuan awal bulan (kalender) tergantung pada penampakan
hilal/bulan. Karena itu, satu bulan kalender Hijriyah dapat berumur 29 hari
atau 30 hari.
“Mereka bertanya kepadamu tentang
hilal. Katakanlah: “Hilal itu adalah tanda-tanda waktu bagi manusia dan (bagi
ibadat) haji…” [Al Baqoroh(2):189]
2. HISAB
Secara harfiyah bermakna ‘perhitungan’.
Di dunia Islam istilah ‘hisab’ sering digunakan sebagai metode perhitungan matematik astronomi untuk memperkirakan posisi matahari dan bulan terhadap bumi.
Di dunia Islam istilah ‘hisab’ sering digunakan sebagai metode perhitungan matematik astronomi untuk memperkirakan posisi matahari dan bulan terhadap bumi.
Penentuan posisi matahari menjadi penting karena umat Islam untuk ibadah
shalatnya menggunakan posisi matahari sebagai patokan waktu sholat.
Sedangkan penentuan posisi bulan untuk mengetahui terjadinya hilal sebagai
penanda masuknya periode bulan baru dalam Kalender Hijriyah. Ini penting
terutama untuk menentukan awal Ramadhan saat orang mulai berpuasa, awal Syawwal
saat orang mangakhiri puasa dan merayakan Idul Fithri, serta awal Dzulhijjah
saat orang akan wukuf haji di Arafah (9 Dzulhijjah) dan hari raya Idul Adha (10
Dzulhijjah)
“Dia-lah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya dan ditetapkan-Nya
manzilah-manzilah (tempat-tempat) bagi perjalanan bulan itu, supaya kamu
mengetahui bilangan tahun dan perhitungan (waktu). Allah tidak menciptakan yang
demikian itu melainkan dengan hak. Dia menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya)
kepada orang-orang yang mengetahui.” [Yunus(10):5]
“Matahari dan bulan (beredar) menurut perhitungan.” [ArRahmaan(55):5]
3. RUKYAT
Rukyat adalah aktivitas mengamati visibilitas hilal, yakni penampakan bulan
sabit yang pertama kali tampak setelah terjadinya ijtimak. Rukyat dapat
dilakukan dengan mata telanjang, atau dengan alat bantu optik seperti teleskop.
Aktivitas rukyat dilakukan pada saat menjelang terbenamnya matahari pertama kali setelah ijtimak (pada waktu ini, posisi Bulan berada di ufuk barat, dan Bulan terbenam sesaat setelah terbenamnya Matahari). Apabila hilal terlihat, maka pada petang waktu setempat telah memasuki tanggal 1, apabila hilal tak terlihat, maka awal bulan ditetapkan mulai maghrib hari berikutnya.
Aktivitas rukyat dilakukan pada saat menjelang terbenamnya matahari pertama kali setelah ijtimak (pada waktu ini, posisi Bulan berada di ufuk barat, dan Bulan terbenam sesaat setelah terbenamnya Matahari). Apabila hilal terlihat, maka pada petang waktu setempat telah memasuki tanggal 1, apabila hilal tak terlihat, maka awal bulan ditetapkan mulai maghrib hari berikutnya.
Perihal penentuan bulan baru, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam
memberi perhatian khusus pada Sya’ban dan Ramadhan
Hadits dari Abi Hurairah radhiallahu ‘anhu, ia berkata :
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda : “Berpuasalah kalian karena melihatnya (hilal) dan berbukalah karena melihatnya (hilal bulan Syawal). Jika kalian terhalang awan, maka sempurnakanlah Sya’ban tiga puluh hari.” (HSR. Bukhari 4/106, dan Muslim 1081).
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda : “Berpuasalah kalian karena melihatnya (hilal) dan berbukalah karena melihatnya (hilal bulan Syawal). Jika kalian terhalang awan, maka sempurnakanlah Sya’ban tiga puluh hari.” (HSR. Bukhari 4/106, dan Muslim 1081).
Rukyat dilakukan
setelah matahari terbenam. Hilal hanya tampak setelah matahari
terbenam (maghrib), karena intensitas cahaya hilalsangat
redup dibanding dengan cahaya matahari, serta ukurannya sangat tipis.
Metode penentuan kriteria penentuan awal bulan dalam tanggalan Hijriyah
yang berbeda seringkali menyebabkan perbedaan penentuan awal bulan, Sedangkan
Nahdlatul Ulama (NU) identik dengan penggunaan rukyat., yang
berakibat adanya perbedaan hari melaksanakan ibadah seperti puasa Ramadhan atau
Idul Fitri.
Perbedaan tersebutlah
seperti yang kita ketahui yang mengakibatkan perubahan penentuan awal bulan
hijriah dan penentuan awal dan akhir bulan puasa, namun sebenarnya itu bukanlah
masalah asalkan mereka mengikuti apa yang rosulluloh lakukan, karena kedua metode tersebut telah diajarkan
oleh rosulloh mana yang paling benar ? Allah maha tahu karena itulah hargailah
perbedaan itu.